Mosaic Rile: October 2014

Saturday, October 11, 2014

Cerita Sang Pangeran


 
“Musim dingin kala itu menjadi kenangan terindah yang pernah kualami. Dinginnya salju terkadang dihangatkan olehnya, dengan seulas senyum dan sorot mata cerianya, membuatku tak sanggup lupa padanya.
“Aku sering memeluknya, kala salju itu turun membasahi pundaknya. Tempat kami adalah tempat satu-satunya yang selalu sepi, pemandangannya begitu indah. Aku bisa membayangkannya walau aku tak lagi di sana. Sungainya selalu beku, seperti hamparan es dan anak kecil bisa berlari-lari di atasnya. Bangku panjang yang selalu kami tempati mengarah ke arah sungai itu, tepat di jembatannya. Sebelah kami lampu yang tinggi dan terang bila dinyalakan, berwarna kuning keemasan yang menyorot ke arah sungai. Tempat itu… seperti Surga.