Mosaic Rile

Saturday, May 14, 2016

Buat Aku Bahagia ( Cerpen Indonesia )

Namaku Rachel Ardina Chandra. Seumur hidupku, aku tak pemah merasakan kasih sayang, dan aku selalu merasa hidupku hanya untuk menjalani hari-hari yang penuh tekanan, ketakutan, dan segala kegundahan yang mungkin jarang sekali dirasakan orang lain.

Aku sering dijadikan alat pencari uang oleh Ibu kandungku sendiri. Mama sering menyuruhku berkencan dengan pria berusia 40 -an tahun, sudah berkali-kali aku menolak, tapi Mama tak penah menyerah memaksaku, atau- kalau tidak, menyiksaku. 

Tentu saja, hubunganku dengan Mama tak pemah mulus. Sudah beberapa kali terbersit rasa benci dan dendam padanya. Walaupun dia adalah wanita yang melahirkanku, aku hanya betpikir, semua itu tidak salah. Dalam pikiranku, tidak mungkin ada seorang Ibu yang tega menyakiti anak kandungnya sendiri!

Aku tidak tahu kenapa Mama begitu kejam terhadapku hanya untuk memperoleh uang. Aku hanya menduga kalau Mama tidak sanggup kehilangan wujud orang yang dicintainya, Papa. Papa suka sekali bermain wanita, dan akhimya dia selingkuh di belakang hidung Mama. Setelah mengetahui hal itu, Mama meminta cerai, dan dia jadi sering uring-uringan karena pencari nafkah di keluarga kami telah pergi, hingga aku-lab yang menjadi sasaran Mama untuk memperoleh biaya. 

Bertahun-tahun aku didera dengan keinginan untuk pergi sejauh mungkin, asal tidak lagi menuruti kemauan Mama. Berkencan dengan pria-pria semacam itu membuatku merasa jijik dengan lawan jenisku, hingga akhimya aku merasa aku tidak butuh mereka, dan aku bisa hidup sendiri.

Mama akhimya meninggal karena stroke hebat yang dideritanya. Aku pun hidup sendirian. Ambisi Mama untuk memiliki uang sebanyak-banyaknya mempengaruhi jalan pikiranku, dan aku tumbuh menjadi orang yang suka bekerja keras.

Aku menempuh jalan apa saja untuk memperkaya diriku. Diusiaku yang masih 20 tahun, aku sudah menjabat menjadi asisten direktur di sebuah perusahaan fashion yang cukup terkenal. Dalam kamusku, uang adalah urutan pertama, aku akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang.

Memang, bagi yang tak mengenal aku, tak mungkin ada yang percaya kalau aku adalah direktur perusahaan fashion itu, karena SMP-pun, aku tak lulus. Tapi berkat Mama yang selalu memperkaya isi otakku dengan uang, maka dengan modal nekat aku melamar pekerjaan ketika aku berusia 19 tahun.

3 tahun aku meniti karir dengan susah payah. Tak perlu berbohong, aku sering menyogok atasanku untuk menaikkan posisiku, menggeser kursi orang lain, hingga berbuat apa yang tak pantas aku lakukan. Jabatan asisten direktur pun kuraih dengan kecurangan yang besar, tak ada satu pun pekerjaan yang kulakukan dengan bersih.

Walau berat rasanya, aku tetap bertingkah seperti orang yang tak punya masalah. Bagi orang yang mengenalku di luarnya saja, mereka menganggap aku adalah anugrah, aku adalah sosok yang piawai menjajaki dunia bisnis, dan aku hidup tanpa perlu khawatir kekurangan uang.

Mendengar hal itu, aku hanya tertawa saja. Ya, bagaimana tidak, aku mengenal diriku sendiri, dan aku jauh lebih kotor dari Ibuku ternyata. 

***

Aku duduk di Buggs Gabbane, kafe mahal di samping kantorku. Menghirup wangi kopi yang dapat membuatku santai sejenak. Lalu tiba-tiba seorang cowok berusia kira-kira 25 tahun menghampiriku.

"Hai, kau pasti Rachel Chandra, kan?" tanya orang itu.

Aku mengangguk singkat, dan kemudian meneguk kopiku lagi. Lalu cowok itu duduk di depanku, tersenyum dan memesan secangkir coffee latte. "Aku, Jonathan Roe,"

"Kau anaknya Yoel Sebastian Roe?" tanyaku, "Pemilik perusahaan Great Fashion?"

Jonathan tersenyum senang, "Wah, kau tahu juga."

"Yeah, tentu saja." Jawabku singkat. Aku melirik sekilas dirinya, dia termasuk golongan atas, wangi parfum mahal tercium dari jarak dekatku dengannya, dia tampan, dan pastinya dia kaya.

"Kau tahu tidak? Sudah lama, aku ingin mengenal Rachel Ardina Chandra, jujur saja, aku suka padamu," katanya langsung.

Aku mendengus. "Tidak ada yang pernah bilang seperti ini padaku, dan kau juga perlu tahu, aku tidak butuh kau, tapi uang," kataku dingin.

Jonathan menatapku dengan tampang serius, "Bagaimana kalau uang itu ada di tanganmu sekarang?"

"Aku ingin tahu seberapa besar uang yang mampu kau keluarkan," ujarku singkat, aku beranjak pergi, namun tangan Jonathan mencekal lenganku.

"Dompetmu," ujar Jonathan, aku meraihnya, namun ia naencegahku lagi dengan pertanyaan, "Wah, siapa wanita di foto itu?" tanya Jonathan.

"Ibuku, jangan/mengingatkanku soal dia," balasku, dan kali ini aku benar-benar pergi dari hadapannya.

***

Tiba-tiba pikiranku terlintas wajah Jonathan, terlintas pada suaranya yang berat dan dalam, dan aku benar-benar tak percaya mendengar ucapannya, kalau dia suka padaku. Ya, rnungkin terdengar aneh, tapi kata-kata itu, adalah pengakuan pertama yang kudengar dari mulut orang. Sudah 3 minggu berlalu sejak pertemuanku dengan Jonathan. Aku dan dia memang sering bertemu, dan jujur saja, aku selalu memanfaatkannya. Memanfaatkan segala kekayaan yang ia miliki, terakhir, aku memanfaatkan dirinya untuk menang tender dari perusahaan Ayahnya sendiri.

Hah, aku memang jahat, tapi Jonathan bodoh. Dia memilih membantuku menang tender daripada membantu perusahaan Ayahnya. Dia mau-mau saja kusuruh, mau-mau saja kuperas dengan terang-terangan, aku baru pertama kali mengenal orang sebodoh Jonathan.

Aku membuka laci kerjaku, ada sebuah surat tanpa nama yang tertuju padaku. Aku membacanya cepat-cepat:
"Hai, Rachel. Telah lama aku mengamati gerak-gerikmu. Kau itu memang licik! Tunggu saja, tunggu sampai aku membuka kedokmu. Tunggu sampai aku tahu kau menipu banyak orang demi uang! Ingat balk-baik, Rachel, aku punya banyak bukti tentangmu, dan kau bukanlah gadis pintar seperti yang dilihat semua orang. Topengmu terlalu banyak Berhentilah sebelum aku membuka semuanya."

Jantungku berdebar kencang setelah membaca surat kaleng itu. Tapi aku mencoba untuk tidak mempedulikannya, aku melemparnya ke tempat sampah.

Bunyi telepon berdering di telingaku, aku bergegas menangkatnya, "Halo?"

"Rachel, ini Jonathan,"

"Ada apa?"

"Pesta busana, ingat? Besok malam aku jemput di apartemenmu," kata Jonathan sebelum memutus sambungan teleponnya.

***

Nuansa di pesta busana amat sangat mendukung. Dekornya yang dirancang secara profesional membuat acara ini lebih hidup. Ada banyak orang-orang yang berusia di atasku datang, mereka tentunya adalah para perancang busana terkenal yang selalu up to date dalam perkembangan fashion di berbagai kalangan usia.

Aku datang bersama dengan Jonathan, sesuai dengan janjinya, dia menjemputku. Sekali lagi cara Jonathan berpakaian tampak tak bercela sedikit pun, harus kuakui, dia memang pintar memikat orang lain.

Acara pesta dimulai dengan sepatah dua patah kata dari orang-orang yang hadir di pesta, kemudian di puncak acara, seorang perancang busana memperlihatkan gaun pengantin yang dirancangmya, bergantian dengan model perhiasan wanita yang dibuat selama 5 tahun dan mengalami pembetulan selama 19 kali hingga hasilnya amat sangat luar biasa.

Aku mengambil segelas sirup ketika hidangan makanan sudah disediakan dan acara sudah sampai pada penghujungnya. Dan kemudian ada seseorang yang naik ke panggung, orang itu aku kenal sebagai Tara Lydisa, pemilik perusahaan lain yang pemah kalah tender denganku.

"Para hadirin yang terhormat," sapanya sopan, aku mengamatinya dengan seksama, daritadi matanya tertuju terus padaku. "Maaf sudah menganggu acara makan Bapak dan Ibu sekalian. Satu hal yang ingin saya ungkapkan di pesta yang sangat luar biasa ini, dan saya harap, ini akan berkesan di telinga Bapak dan lbu yang saya hormati," Tara tersenyum manis, "Tentunya para hadirin mengenal nama Nona Rachel Ardina Chandra, bukan? Berusia 23 tahun, yang sudah meniti karirnya hingga menjadi
asisten direktur di perusahaan Glamourous Fashion. Tapi, siapa yang menyangka kalau wanita ini bukanlah sosok sempurna seperti yang diharapkan? Rincian kecurangannya ada di tangan saya, identitas hidupnya telah saya lacak berkali-kali, yang pasti, wanita ini rela melakukan apa saja demi uang dan jabatan yang dia inginkan. Baru-baru ini dia dekat dengan Jonathan Roe, anak dari Yoel Sebastian Roe, mungkinkah kemenangan tender baru-baru ini dikarenakan Jonathan Sebastian Roe memihak dan memperlancar kecurangan dia? Tidak menutup kemungkinan kalau...,"

Aku tak lagi mendengar suara Tara. Air mata mengalir deras di telingaku, ternyata sakit rasanya dipermalukan di depan orang banyak, di depan rekan-rekan kerjaku, bawahanku, dan bahkan di depan orang yang belum mengenalku. Dan lebih sakitnya lagi, semua yang dikatakan Tara benar.

Aku berbalik pergi meninggalkan ruangan, aku tahu mata-mata itu menatapku dengan tajam, mungkin dengan pandangan mencela, menghina, menyudutkanku, hingga tak mampu rasanya aku mengangkat muka.

Kakiku letih berlari, aku terduduk lemas di sebuah taman yang sepi. Aku membenamkan wajahku pada kedua tanganku, menangis dalam diam. Tiba-tiba ada sepasang tangan yang merengkuhku dalam sebuah pelukan erat.

Aku tahu itu Jonathan, tapi aku tak berani berkata-kata padanya. Bertemu Jonathan, adalah hal yang tak kuinginkan sekarang ini, tapi anehnya aku malah mau-mau saja dipeluk olehnya.

"Sudahlah, Rachel, tidak akan ada apa-apa, oke?"

Aku melepas pelukkannya, "Kau tidak pernah merasakannya, kau tidak tahu bagaimana rasanya dipermalukan, dan lebih-lebih ucapan mereka benar!" jelasku lirih, "Aku melakukannya demi mendapatkan uang! Lebih dari itu aku ingin balas dendam, Jo, Mama dulu memaksaku berkencan dengan pria tua yang kaya, demi uang. Semua itu membuatku sakit hati, dan sampai akhirnya aku menyadari tak ada yang lebih penting daripada uang, yang akan raembuatmu hidup dan dipandang, tidak direndahkan!"

Jonathan terdiam sebentar, "Dan, apa kau merasa bahagia dengan jalan hidupmu?"

Aku memandang kedua bola matanya lama sekali, aku baru menyadari, selama ini aku takut hal seperti itu terjadi, aku takut memikirkan rencanaku tidak berhasil, dan semuanya dipenuhi dengan rasa takut, perasaan yang menggatnbarkan seseorang berada di ambang-ambang. Dan untuk menjawab semua itu, aku menggeleng pelan pada Jonathan.

Cowok itu tersenyum, "Tentu saja tidak, Rachel," dia membetulkan, "Begini, aku tahu kau pasti menganggapku bodoh. Bodoh karena menuruti apa saja kemauanmu. Tapi tahu mengapa aku melakukannya? Sama seperti yang pertama kali kubilang padamu, kalau aku suka padamu, dan melakukan semuanya karena ketulusan sebuah rasa, namanya cinta. Pemah dengar kata itu?" tanya Jonathan dan aku mengangguk, "Rachel, di dunia ini, ada hal yang lebih penting daripada uang, yaitu kebahagiaan. Rasa bahagia dalam dirimu hilang karena dendam dan ambisimu. Dan sebenarnya, yang membuatku berindak adalah rasa cinta. Karena cinta bahagia melihat orang yang dicintainya bahagia/" Terang Jonathan.

Aku mendengar kata-katanya hingga aku menangis lagi. "Buat aku bahagia, Jo."

"Dengan cinta?" tanya Jonathan.

Aku mengangguk.

Jonathan tersenyum padaku, dia memlukku lagi, aku mendengar suaranya yang berbisik di telingaku, "Tentu saja."


Oleh: Johanna Melissa

Saturday, May 7, 2016

Arti Dari Menemukanmu ( Cerpen Indonesia )

Sudah 2 tahun berlalu.... Sosok penolong itu menghilang.... Tanpa jejak, tanpa kabar, tanpa inisiatif. Aku, Si Riella yang selalu tetap kecil di matanya, masih berusaha menantinya dengan segala harapan yang masih tersisa.

Aku memandang langit. Kebiasaan yang tercipta setiap kali aku berada di pertenakan kuda milik Kakek. Dulunya, langit itu kutatap bersama dengan Raphael, kakakku. Seorang kakak yang amat kucintai dan yang mencintaiku. 

Ya..., sampai kapan pun, aku tak percaya dia sudah meninggal. Tidak, tidak pernah percaya. Hingga aku berumur 17 tahun pun, aku masih tetap ingin menangis ketika mengingat Raphael tak lagi ada di sampingku.

Aku akan memulai kisahku, 2 tahun yang lain. Dulu, setiap kali aku berlibur, kami sekeluarga pasti pergi ke pertenakan kuda Kakek. Kuda Kakek bermacam-macam, ada yang berwarna putih, cokelat, hitam, bahkan belang-belang sekali pun. Tapi tak semua kuda yang dimiliki Kakek adalah kuda jinak.

Aku dan Raphael sering bertanding dalam hal tebak-tebakan. Kita akan menunggangi kuda-kuda Kakek, mencoba membuatnya jinak, atau malah kita yang terlempar dari punggung kuda itu.

Suatu saat, aku menunggangi kuda yang rupanya kuda liar. Awalnya kuda itu mau-mau saja ditunggangi, tapi lama-kelamaan, dia marah dan membuatku terjatuh. Tak sampai di situ saja, kuda itu malah mengejarku.

Melihat hal itu, Raphael langsung mencegat si kuda putih. Tapi memang dasar kuda, kuda itu tetap saja tak mau berhenti mendengar kata 'stop' dari Raphael. Dia malah mengejar kami, dan akhirnya Raphael naik ke punggung kuda putih, dan mencoba menghentikarmya.

Aku terdiam saja karena takut. Tapi kuda yang ditunggangi Raphael malah semakin liar. Kuda itu meronta-ronta, mencoba membuat Raphael turun dari punggungnya. Karena Raphael bersikeras ingin menghentikan kuda itu, kuda itu pun membawa Raphael lari dalam kecepatan tinggi.

Lalu, kuda itu bergerak menuju arah yang jauh dari pandangan mata, Raphael dibawanya. Beberapa saat kemudian aku tak lagi mematung, aku mencoba mengejar Raphael seorang diri dengan kuda jinak Kakek. Tapi Raphael tidak ada. 

Aku mencarinya hingga larut malam. Sampai akhimya kutemukan kuda putih yang tadi mengejarku dan membawa pergi Raphael. Aku melihat kuda itu begitu tenang, mengendus-endus rumput di bawahnya. Aku begitu cemas saat itu, aku takut sekali Raphael terluka. Tapi bukan saja terluka, Raphael malah menghilang. Orangtuaku juga ikut mencari, tapi mereka juga tak menemukan Raphael. Kakek pemah bilang, padang rumput itu memang luas, tapi kuda putih yang ditunggangi Raphael berlari menuju arah yang Kakek yakini adalah lembah yang curam. Dan dengan segala perhitungan yang matang, Kakek menyimpulkan Raphael jatuh ke lembah itu.

Dan hingga 2 tahun berlalu, Raphael tak juga ditemukan. Setiap kali mengingat hal itu, aku selalu menyalahkan diriku sendiri. Tapi Mama menghiburku terus-menerus, berkata kalau dia adalah sosok pelindung yang melindungiku hingga akhir hidupnya, dan sekarang pasti ada di sampingku, sebagai malaikat pelindungku. Aku begitu ingin percaya pada Mama, tapi rasanya aku lebih ingin Raphael menjadi sosok yang nyata dan terlihat, aku tak ingin dia menjadi malaikat.

Aku mendesah pelan. Aku tak ingin menerima kenyataan kalau Raphael telah pergi. Aku berharap Raphael masih hidup, dan mungkin saja kami tidak teliti rnencarinya.
"Kenapa, Riella?" tanya Kakek.

Aku tersenyum pada Kakek. "Mengingat Raphael, Kek. Kangen sekali padanya," ujarku jujur.

"Dia ada di sampingmu, juga di hatimu, Nak. Percayalah, Raphael tidak pernah pergi dari sisimu," tegas Kakek, tersenyum ke arahku, lalu masuk ke dalam rumahnya.

Aku menghela napas sekali lagi. Aku berjalan menuju pertenakan kuda. Perkarangannya sudah sepi, tak ada satu pun kuda yang bebas berkeliaran di padang rumput berbentuk elips itu.

Aku beranjak ke arah kandang kuda yang letaknya tak jauh dari padang rumput. Berkeliling hingga akhirnya kutemukan si kuda putih, kuda yang sudah merebut kakakku. Aku mernanggilnya Thief, karena dia mencuri Raphael dariku.

Aku mengelus Thief pelan-pelan, melepaskannya dari kandangnya dan menaiki punggung Thief. Aku mengarahkan kuda itu ke arah padang rumput yang dipagari pagar-pagar kayu, betputar-putar di sekitarnya.

"Lama tidak bertemu ya, Thief," gumamku pada si kuda. Kuda itu membawaku dengan tenang, "Semenjak kau mencuri Raphael dariku. Kapan kau mau mengembalikannya, Thief?" tanyaku.

Kuda itu mengeluarkan bunyi yang tak bisa kupahami. Lalu tiba-tiba aku merasakan kecepatan kuda itu meningkat, dan akhirnya dia berlati. Aku gemetar, aku takut kuda itu membawaku pergi. Tapi aku tak bisa rnemegang kuat leher si Thief, dan aku terjatuh.

"Stop!" seseorang berseru menghadang si kuda. Thief tak mau berhenti. Kusangka cowok yang menyuruh Thief berhenti itu akan ditabrak oleh Thief, tapi rupanya orang itu menunggangi Thief.

"Jangan!" seruku takut.

Aku takut Thief membawa orang itu ke arah lernbah, aku tak mau kejadiannya sama seperti Thief membawa Raphael. Tak lama, orang itu terjatuh lagi. Kuda itu sekarang bersikap amat liar dan berlari ke arahku, mengejarku.

Aku tak bisa bergerak, aku mendengar cowok itu berteriak padaku. Sejurus kemudian aku merasakan tubuhku dilempar oleh cowok itu, dia memelukku, melindungiku dari serangan si kuda.

Tapi ternyata Thief berhenti. Dia tidak menabrak cowok yang melindungiku sekarang. Cowok itu masih tetap memelukku, dan kernudian, aku menangkap pandangan matanya. Cowok itu langsung melepas pelukkannya.

"Raphael," gumamku lirih.

"Raphael? Kau tahu namaku?" tanya cowok itu.

"Temyata si Thief di sini," seseorang bersuara cukup keras, pria itu memandang ke arah kami, "Kuda ini memang kuda terliar yang sulit dijinakkan. Nah, Riella, lainkali jangan membawa kuda ini keluar tanpa izin ya," pesannya dan aku mengangguk. Pria itu membawa Thief pergi

Aku kembali memandang sosok di depanku. Kedua bola matanya, seperti mata Raphael. Dan aku yakin dia Raphael, kakakku.

"Kau... benar-benar Raphael, kan?" tanyaku.

Dia mengangguk, "Ya, aku Raphael, dari mana kau tahu namaku?"

"Aku Riellal Kau tidak kenal aku lagi?"

"Aku memang tidak mengenalmu, kan?" Raphael balas bertanya.

"Aku adikmu Kau menghilang 2 tahun yang lalu, dan sampai detik in aku masih mengharapkamnu muncul di depankul Apa kau lupa? Tak mungkin kau melupakannya, kan?" aku bertanya bertubi-tubi.

Tiba-tiba Raphael tertawa kecil. "Kau salah orang rupanya, aku tak punya adik, anak tunggal, ralatnya.
Aku menggeleng. "Kau pasti lupa ingatan. Tidak mungkin kau anak tunggal Kau punya adik," aku bersikeras meyakinkannya.

"Untuk apa aku berbohong? Aku datang berlibur ke sini, bersama keluargaku. Kalau kau tidak percaya, kau bisa datang ke penginapan dekat sini," katanya.

Air mataku terjatuh begitu saja. Dia tampak terkejut melihatku. Kakiku lemas menopang tubuhku, aku terduduk di rerumputan. Raphael berlutut sambil menyetarai tingginya denganku sekarang, dia menatapku. Aku tak kuat menatapnya, tatapannya sama persis dengan tatapan Raphael.

"Kenapa... kenapa bukan Raphael kakakku?" gumamku tak berdaya.

Raphael menunduk, "Maaf," ujarya pelan.

Air mataku semakin deras mengalir, aku menangis mendengar perkataan maafnya, ya..., perkataan itu menandakan dia memang bukan Raphael. Tapi cowok itu memelukku untuk meredakan tangisku.

"Kenapa tidak mengaku sebagai kakakku saja? Kenapa aku bertemu dengan Raphael? Kau?" aku bergumam lagi dalam pelukannya.

"Mungkin..., aku dilahirkan sebagai pengganti kakalcmu," bisik Raphael. Aku melepas pelukkannya, lalu dia menghapus air mataku. "Sebenarnya, apa yang terjadi, Riella?" tanya Raphael.

Aku terdiam. Beberapa saat kemudian aku menceritakan kejadian hilangnya Kakakku 2 tahun yang lalu. "Dia menghilang sejak saat itu...," ujarku mengakhiri cerita.

"Dia pasti Raphael yang sangat menyayangimu ya," gumam Raphael.

"Tahu tidak? Matamu... mirip dengan Raphael. Karena itu aku mengira kau Raphael. Aku seolah merasa sudah menemukan Raphael kembali, seolah sudah menebus kesalahanku selama 2 tahun sehingga Tuhan mau mengembalikan Raphael padaku, tapi rupanya tidak... rupanya kau Raphael yang lain," kataku lirih.

"Sudahlah," hiburnya, "Yang penting kau sudah menemukan Raphael yang lain, kan?"

"Menemukan?"

"Yeah, aku akan menjadi Raphael yang kau inginkan, seperti kakakmu," Aku tersenyum padanya.

***

Aku pikir perkataan Raphael itu hanyalah ucapan belaka. Jujur saja, aku tak ingin mempercayai perkataan Raphael saat itu, aku tidak mau merasakan kehilangan lagi kalau- kalau Raphael hanya berkata tmtuk menghiburku saja.

Tapi rupanya tidak. Dan kebetulan, Raphael sekeluarga barn saja pindah ke kompleks di perumahanku, jadi rumahku dan dia tidak jauh. Raphael benar-benar memenuhi janjinya, padahal saat itu kita hanya kebetulan bertemu.

Suara bel pintu rumahku berbunyi. Aku bergegas ke arah pintu, membukakan untuk si pengetuk pintu.

"Hai, Riella," sapa Raphael.

Aku tersenyum ke arahnya, "Hai,"

"Raphael, jaga Riella ya!!" Mama berseru dari arah dapur.

Mama sudah tahu kedekatanku dengan Raphael. Mama bahkan menganggap Raphael sebagai anaknya sendiri. Raphael memandangku sambil tersenyum, "Kita jalan sekarang saja," ajaknya.

Kami hanya menghabiskan waktu di sekitar kompleks perumahanku. Aku dan dia berjalan beriringan. Aku seolah kembali pada masa-masa Raphael, kakakku, ketika dia masih hidup. Kami sering menghabiskan sore dengan berjalan berkeliling sama-sama.

2 tahun yang kosong itu kini diisi oleh Raphael yang tak sengaja kutemukan. Sosok yang sama seperti kakakku. Bedanya, kakakku adalah malaikat pelindungku, dan Raphael yang ada di sampingku adalah sosok nyatanya.

"Raphael," panggilku, "Thanks, ya," ujarku.

"Untuk apa?"

"Menjadi Raphael," jawabku. Aku terdiam sebentar, kemudian membuka suara, "Apa kau sayang padaku? Seperti rasa sayang kakakku?"

Raphael mengangguk. "Ya, tentu saja, Riella," jawabnya pasti, "Bukan hanya sayang. Aku juga mencintaimu," katanya.

Aku tersenyum padanya, membiarkan tangannya menggenggam tanganku. Rasa hangatnya mengalir ke dalam tubuhku di tengah-tengah suasana dingin yang menusuk tulang.

Mungkin dia memang bukanlah Raphael yang dulu. Mungkin Raphael yang kini bukanlah kakakku lagi, tapi setidaknya, aku bersyukur menemukan seorang Raphael yang baru, yang juga menyayangiku.

Aku baru merasakan bagaimana arti dari menemukan itu sendiri. Rasanya begitu bahagia, karena kau menemukan kembali apa yang kau cari.... Ya, meskipun orang yang kutemukan itu adalah pengganti Raphael.


Oleh : Johanna Melissa

Friday, April 29, 2016

Aku yang Selalu Mencintaimu ( Cerpen )

Aku terduduk di teras depan kamarku, bersandar pada dinding yang berhawa dingin. Suasana malam
itu sama sekali tidak menggugah minatku.Bintang di atas bersinar dengan amat terang, menutupi kegelapan langit yang kian menghitam.

Jarum panjang dan pendek di arlojiku sudah menghujam angka 12 saat ini. Aku mendesah pendek, temyata begitu cepatnya hari yang kulalui saat-saat ini. Sesekali aku menikmati jalannya malam dengan menyempatkan din i duduk mengamati langit di teras.

Pekerjaanku yang kian menumpuk membuatku susah sekali beristirahat, bahkan untuk beberapa menit saja. Aku Vannesa. Aku bekerja di bagian advertising pada sebuah perusahaan majalah. Tugasku mencari iklan ke sana-sini dan terkadang aku merangkap menjadi jumalis atau designer graphic.

Sebenarnya semua itu bukan tugasku, tapi karena bosku begitu mempercayaiku, ia menyerahkan semuanya padaku—apalagi untuk awal bulan, aku selalu saja sibuk, bahkan makan pun tak sempat. Bosku sendiri sedang mencari karyawan baru untuk meringankan bebanku, tapi tak ada satu pun orang yang bisa memenuhi syarat dan keinginan bosku itu. Aku pun terbebani lagi.

Semua itu kujalani nyaris 6 bulan. Kadang-kadang tubuhku seperti membatin pegal, namun semua itu kubiarkan saja. Ingin rasanya pindah dan i kantorku sekarang, namun akankah semudah itu mencari pekerjaan? Aku tidak ingin menjadi pengangguran, aku masih harus membiayai kebutuhan hidup adikku, Joshua. Aku tidak bisa dan aku tidak mau mengecewakan bosku dan hal itu akan membuatku kehilangan pekerjaan.

Malam ini rasa nyeri pada dadaku membuncah tinggi lagi. Aku kesulitan untuk benapas. Hampir setiap saat aku seperti ini, dan semua itu kubiarkan juga. Toh sakit itu juga akan berhenti. Kupikir, hal
itu biasa, aku sendiri terlalu memforsir diriku bila menyangkut pekerjaan.

*******

Monday, April 25, 2016

JUS HERBAL UNTUK MENYEMBUHKAN PENYAKIT JANTUNG, KOLESTEROL DAN PENYAKIT KRONIS LAINNYA

JUS HERBAL UNTUK MENYEMBUHKAN PENYAKIT JANTUNG, KOLESTEROL DAN PENYAKIT KRONIS LAINNYA

Formula campuran Bawang Putih, Jahe, Jeruk Lemon, Cuka Apel dan Madu adalah minuman yang dapat dipanggil dengan minuman Ajaib menurut Ahli gizi Italia Emlio Stelfani berdasarkan penyelidikan ilmiah dari para ahli di seluruh dunia yang tanpa ragu telah membuktikannya.

Dr. Hen Lee Tsno dalam Jurnal Pengobatan Alami China nya menulis: “Pasien yang minum minuman Ajaib ini sebelum sarapan menunjukkan pengurangan luar biasa dalam tekanan Darah Tinggi dan kadar Kolesterol hanya kurang dari satu minggu”.
Ramuan Ajaib ini sangat bagus untuk Kesehatan Jantung, Darah Tinggi, Kolesterol, Asam Urat, Diabetes, Stroke bila diminum secara teratur berkhasiat Melarutkan endapan Gula Darah, Lemak dan Asam Urat yang terdapat didalam Pembuluh Darah sehingga dapat Mengurangi bahkan Mengatasi penyakit kronis tersebut.
Timbunan Lemak dan Gula Darah yang tinggi didalam Pembuluh Darah mengakibatkan Pembuluh Darah menyempit bahkan tersumbat sehingga tekanan darah naik dapat menyebabkan Stroke dan juga sakit/sesak pada dada yang dapat mengakibatkan Serangan Jantung.
Kelima bahan ini tersedia di mana-mana dan harganya murah sekali dibandingkan dengan obat-obat kedokteran yang harganya supermahal. Para pakar ahli kesehatan dunia mengakui bahwa kombinasi ramuan tersebut dapat Menyembuhkan dan Melindungi penggunanya dari berbagai macam penyakit kronis.

DAPAT MENYEMBUHKAN

Bawang Putih, Jahe, Jeruk Lemon, Cuka Apel, dan Madu asli jika ramuan ini disatukan dan dikemas dalam sebuah jus dapat bermanfaat sekali dan dapat Menyembuhkan berbagai macam penyakit, antara lain:

  • Stroke
  • Darah Tinggi
  • Kolesterol tinggi
  • Asam Urat
  • Diabetes
  • Ginjal
  • Batu Empedu
  • Maag
  • Osteoporosis
  • Vertigo
  • Obesitas
  • Hepatitis
  • Tumor
  • Kanker
  • Kekentalan Darah
  • Infeksi Paru
  • Kesemutan pada tangan/kaki
  • Pengapuran
  • Impoten
  • Penambah Stamina
  • Bronchitis
  • Asma


Sumber: Institut Riset Atritis Edinburg, Inggris; Pusat Riset Obesitas di London; British Medical Journal Lancel; Asosiasi Dokter Umum Jerman; Institut Kanker Anderson di Houston, Universitas Pennsylvania, dan GCLA; Universitas New York di Albany; Jurnal Pengobatan Alami China.
RESEP
Bahan :
1 kg Bawang Putih
1 kg Jahe Emprit (Jahe kecil/Jahe Jawa)
1 kg Jeruk Nipis / Jeruk Lemon
1 botol Cuka Apel (300 ml)
1 botol Madu (500 ml)
Cara Membuat :
Haluskan Jahe dengan diblender (tambahkan air 2 gelas) kemudian disaring dan ambil air perasannya.
Blender Bawang Putih dengan air perasan Jahe. Kemudian campurkan 300 ml Cuka Apel dan air perasan Jeruk Nipis/Lemon.
Panaskan dg panci non alumunium selama 30 menit.
Setelah dingin, campurkan 500 ml Madu.
Masukkan ke dalam botol beling (akan diperoleh sekitar 6 botol beling, masing2 botol utk 1 bulan). Simpan di kulkas atau alat pendingin.
Aturan Minum :
Minum satu sendok makan setiap bangun tidur sebelum sarapan pagi (untuk kesehatan)
Minum satu sendok makan setiap bangun tidur sebelum sarapan pagi dan satu sendok sebelum tidur malam (untuk penyembuhan)
Bagi penderita yang kronis minum sehari dua kali, 2 sendok makan sblm makan dan 2 sendok makan sebelum tidur.
*Bagi penderita penyakit Maag tidak perlu khawatir karena air Jeruk Lemon yang terdapat dikandungan jus ini dapat Menyembuhkan penyakit Maag.

Sunday, April 24, 2016

KUNCI UNTUK MEMBUAT HIDUP ANDA LEBIH BAIK

KUNCI UNTUK MEMBUAT HIDUP ANDA LEBIH BAIK

Randy Pausch, 47 tahun, seorang dosen ilmu komputer dari Universitas Mellon, United States meninggal akibat kanker pankreas yang dideritanya pada 2008 silam. Di akhir hidupnya ia menulis sebuah buku yang berjudul "The Last Lecture" (Pengajaran Terakhir) yang menjadi salah satu buku best-seller di tahun 2007. Dan apa yang menjadi warisan yang ditinggalkannya?

Di dalam sebuah surat untuk istrinya, Jai, dan anak-anaknya, Dylan, Logan dan Chloe, ia menuliskan secara indah mengenai 'panduan menuju kehidupan yang lebih baik' untuk diikuti istri dan anaknya. Semoga Anda diberkati melalui tulisan ini.

KUNCI UNTUK MEMBUAT HIDUP ANDA LEBIH BAIK

PERSONALITY:
1. Jangan membandingkan hidup Anda dengan orang lain karena Anda tidak pernah tahu apa yang telah mereka lalui
2. Jangan berpikir negatif akan hal-hal yang berada diluar kendali Anda, melainkan salurkan energi Anda menuju kehidupan yang dijalani saat ini, secara positif
3. Jangan bekerja terlalu keras, jangan lewati batasan Anda
4. Jangan memaksa diri Anda untuk selalu perfect, tidak ada satu orang pun yang sempurna
5. Jangan membuang waktu Anda yang berharga untuk gosip
6. Bermimpilah saat anda bangun (bukan saat tertidur)
7. Iri hati membuang-buang waktu, Anda sudah memiliki semua kebutuhan Anda
8. Lupakan masa lalu. Jangan mengungkit kesalahan pasangan Anda di masa lalu. Hal itu akan merusak kebahagiaan Anda saat ini
9. Hidup terlalu singkat untuk membenci siapapun itu. Jangan membenci
10. Berdamailah dengan masa lalu Anda agar hal tersebut tidak menganggu masa ini
11. Tidak ada seorang pun yang bertanggung jawab atas kebahagiaan Anda kecuali Anda
12. Sadari bahwa hidup adalah sekolah, dan Anda berada di sini sebagai pelajar. Masalah adalah bagian daripada kurikulum yang datang dan pergi seperti kelas aljabar (matematika) tetapi, pelajaran yang Anda dapat bertahan seumur hidup
13. Senyumlah dan tertawalah
14. Anda tidak dapat selalu menang dalam perbedaan pendapat. Belajarlah menerima kekalahan

COMMUNITY:
15. Hubungi keluarga Anda sesering mungkin
16. Setiap hari berikan sesuatu yang baik kepada orang lain
17. Ampuni setiap orang untuk segala hal
18. Habiskan waktu dengan orang-orang di atas umur 70 dan di bawah 6 tahun
19. Coba untuk membuat paling sedikit 3 orang tersenyum setiap hari
20. Apa yang orang lain pikirkan tentang Anda bukanlah urusan Anda
21. Pekerjaan Anda tidak akan menjaga Anda di saat Anda sakit, tetapi keluarga dan teman Anda. Tetaplah berhubungan baik

LIFE:
22. Jadikan Tuhan sebagai yang pertama dalam setiap pikiran, perkataan, dan perbuatan Anda
23. Tuhan menyembuhkan segala sesuatu
24. Lakukan hal yang benar
25. Sebaik/ seburuk apapun sebuah situasi, hal tersebut akan berubah
26. Tidak peduli bagaimana perasaan Anda, bangun, berpakaian, dan keluarlah!
27. Yang terbaik belumlah tiba
28. Buang segala sesuatu yang tidak berguna, tidak indah, atau mendukakan
29. Ketika Anda bangun di pagi hari, berterima kasihlah pada Tuhan untuk itu
30. Jika Anda mengenal Tuhan, Anda akan selalu bersukacita. So, be happy:)

Saat Anda mempelajari semua hal di atas, bagikan tulisan ini kepada orang" yang Anda cintai, teman" sepermainan Anda, teman" kantor, maupun orang" yang tinggal dengan Anda. Pengetahuan ini tidak hanya akan memperkaya Anda tetapi, orang disekeliling Anda.

Ingat, KITA HADIR UNTUK MEMBAGI HAL-HAL YANG BAIK.....!!!!!!